Kamis, 28 April 2011

Analisis Cerpen Robohnya Surau Kami

Analisis Robohnya Surau Kami

Setelah penulis membaca isi cerpen robohnya surau kami sampai selesai, penulis dapat menyimpulkan, menguraikan unsur-unsur instrinsik dalam cerpen robohnya surau kami karya AA.NAVIS adalah tema, ,penokohan, alur, gaya bahasa, latar dan sudut pandang.
1.      Tema
Tema adalah ide pokok atau pokok pikiran yang menjadi titik tolak panyusunan sebuah fiksi. Tema juga sering di sebut gagasan sentral tolak ukur penyusunan karangan. Dalam cerpen“robohnya surau kami” karya AA.NAVIS ini penulis menemukan temanya adalah berkurangnya nilai agama. Terbukti dalam kutipan
“ mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah tajam-tajam ini, menggoroh tenggorokanya.” (hal 4)
Inilah buktinya seorang garin yang tau seluk beluk agama lebih mendalam atau lebih paham akan agama tidak seharusnya cepat emosi dan bicara sembarangan.
Atau seperti dalam kutipan
“....anak-anak menggunakan tempat bermain” (hal 2).
“ perempuan yang kehabisan kayu bakar sering suka mencopoti dinding atau lantai di       malam hari” (hal 2).
Inilah buktinya bahwa surau yang seharusnya di jadikan tempat ibadah malah di salah gunakan oleh masyarakat sekitar.
2.      Penokohan
Penokohan adalah pelukisan atau pelaku cerita melalui sifat-sifat serta tingkah laku dalam cerita. Tokoh terbagi dua, ada tokoh utama dan tokoh sampingan. Dalam cerpen robohnya surau kami karya AA.Navis tokoh utama yaitu kakek, tokoh sampingan Aku, Ajo Sidi, dan Haji Saleh.



2.1.Tokoh Utama
a.      Kakek
Tokoh Kakek dalam cerpen robohnya surau kami berwatak baik, suka menolong, rajin dalam beribadah, terbukti dalam kutipan berikut,
“....aku  berbuat baik, beribadat, bertawakal kepada tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diriku kepada-NYA”.(Hal 2)
“segala kehidupanku lahir batin kuserahkan kepada Allah SWT. Tak pernah ku menyusahkan orang lain”. (Hal 2)
Dan kakek mudah terpengaruh dapat dilihat dari mudahnya kakek terpengaruh oleh semua ucapan ajo sidi.

2.2.Tokoh sampingan
a.      Aku
Tokoh ini berwatak baik, belas kasihan, nyinyir. Ini terbukti dalam kutipan,
“aku jadi belas kepadanya. Dalam hati aku mengupat Ajo Sidi” (Hal 2)
“dan ingin tahuku menjadikan aku nyinyir bertanya” (Hal 2)
b.      Ajo Sidi
Tokoh ini berwatak pembual. Ini terbukti dalam kutipan,
“Aku sedang mendengar bualannya, Ajo Sidi bisa mengikat orang-orang yang neh-aneh setiap hari.”(hal.3)
c.       Istri Ajo Sidi
Tokoh ini berwatak baik dan tidak banyak omong, ini terbukti dalam kutipan:
“Ia sudah pergi “
“ya, dia kerja”(hal.13)
d.      Haji Saleh
Tokoh ini berwatak mau menang sendiri, ini terbukti dalam kutipan:
“Kita harus mengingatkan Tuhan kalau-kalau ia kilaf memasukan kita dalam neraka.”(hal.9)

3.      Alur

Alur adalah rentetan peristiwa dalan sebuah peristiwa cerita. Alur yang terdapat dalan cerpen Robohnya Surau Kami adalah Alur Mundur, ini terbukti dalam kutipan:
“Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang kekota kelahiranku dengan menumpang bis, tuan akan berhenti depan pasar.”(hal.1)


4.      Gaya Bahasa

Gaya Bahasa adalah teknik penggayaan bahasa oleh pengarang, gaya bahasa di kaitkan dengan majas, majas yang digunakan dalam cerpen Robohnya Surau Kami adalah Litotes, san Sinisme. Terlihat dalam kutipan:
“Jika Tuan datang sekarang, hanya akan menjumpai gambar yang mengesankan suatu kesucian yang roboh.”(hal 2)
“dan yang terutama adalah sifat bodoh manusia sekarang yang tak hendak memelihara apa yang tidak di jaga lagi.”(hal’2)

5.      Latar

Latar adalah tempat peristiwa dalam cerpen yang bisa diamat. Latar terbagi tiga yaitu latar tempat,  Latar waktu, latar sosial. Dalam cerpen robohnya surau kami latar yang dipakai adalah

5.1   Latar tempat
Di surau, di akhirat, rumah. Hal ini terbukti dalam kutipan
“tapi kakek ini sudah meninggal dan tinggallah surau ini tampa penjaganya.”(hal.2)
“Kata Ajo Sidi memulai di akhirat .”(hal 6)
“dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi.”(hal 12)
5.2  Latar waktu
Terbukti dalam kutipan:
“Pada suatu waktu kata Ajo Sidi memulai ....”(hal 6)
5.3  Latar sosial
Ini terbukti dalam kutipan:
“Orang-orang suka minta tolong padanya, dan dia menolong tanpa dapat imbalaan apa-apa.”(hal 2)





6.      Sudut Pandang

Pengarang memposisikan dirinya sebagai tikoh utama dalam cerpen robohnya surau kami karya A.A Navis, berarti ia menggunakan sudut pandang orang pertama (aku). Hal ini terbukti dalamm kutipaan :
“Aku bangun pagi-pagi dan aku bersuci.”
“Aku sembahyang setiap pagi dan aku sembah dia.”
Sudut pandang orang kedua yaitu (dia). Hal ini terbukti dalam kutipaan:
“Ketika sekali ia menceritakaan sifat seekor katak, dan kebetulan ada pula seorang yang ketagihan jadi pemimpin seperti katak”



































5 komentar: